“Refleksi Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS), 5 Juni 2023”
Ardi Irawan (Mahasiswa S2 Magister Ilmu Lingkungan Universitas Musi Rawas)
Jalurinformasi.com – Saat ini dunia mengalami tiga ancaman utama yaitu perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, serta pencemaran lingkungan. Hal ini diungkap oleh United Nations Making Peace with Nature. Ancaman tersebut disebabkan oleh ulah manusia dan saling terikat erat sehingga mengancam kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu tindakan yang terkoordinasi antara pemerintah, dunia usaha dan semua orang di seluruh dunia termasuk diri kita sendiri. Konsekuensi dari tiga krisis tersebut sangatlah besar bagi umat manusia, terjadinya bencana yang berhubungan dengan cuaca (yang telah meningkat lima kali lipat dalam 50 tahun terakhir), dimana setiap tahun telah mengakibatkan 21,5 juta orang mengungsi akibat bencana terkait perubahan iklim. Ini juga berarti banjir, kekeringan, dan badai yang lebih ekstrem dan lebih sering, yang tidak hanya berarti biaya manusia yang besar, tetapi juga biaya lingkungan dan keuangan yang besar (Rusbiantoro, 2008).
Seperti yang sedang kita alami sekarang ini, terjadinya cuaca panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya wilayah Sumbagsel yang kadang hingga mencapai suhu 35oC baik siang maupun terkadang malam hari. Hal ini selain karena posisi matahari yang tepat berada di garis khatulistiwa (jarak terdekat) dan juga karena terjadinya emisi gas rumah kaca akibat peningkatan jumlah polutan CO2 dalam udara oleh masifnya penggunaan kendaraan bermotor, aktivitas penggundulan hutan atau deforestasi, limbah industri dan rumah tangga serta aktifitas pertanian/ peternakan serta eksploitasi batubara, gas alam dan minyak bumi yang tidak terkendali (Maemunah, 2009).
Tema HLHS 2023, #BeatPlasticPollution
Saat ini secara sadar atau tidak, dunia memang sedang dibanjiri oleh plastik. Lebih dari 400 juta ton plastik diproduksi setiap tahun, setengahnya dirancang untuk digunakan hanya sekali. Dari jumlah itu, kurang dari 10 persen didaur ulang. Diperkirakan 19-23 juta ton berakhir di danau, sungai, dan laut. Saat ini, plastik yang terbuang itu menyumbat tempat pembuangan sampah kita, larut ke laut dan dibakar menjadi asap beracun, menjadikannya salah satu ancaman terbesar bagi planet ini. Banyak sekali dampak buruk akibat penggunaan plastik yang berlebihan seperti plastik merupakan limbah yang beracun karena produksi bahan kimia, mikroplastik dapat masuk dalam tubuh manusia dan mengancam kesehatan manusia, mikroplastik yang kena panas matahari atau terbakar berbahaya bagi pernapasan serta menimbulkan polusi air, tanah dan udara (Asrul, 2022). Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa produksi sampah secara nasional sebesar 175ribu ton per hari. Setidaknya satu orang Indonesia menyumbang sampah 0,7kg per hari. Peningkatan sampah plastik merupakan hasil dari gaya hidup masyarakat. Tidak sedikit produk kemasan makanan dan minuman ringan dengan plastik, kantong belanja, gelas plastik dari warung atau pembungkus belanja online yang semakin marak terjadi. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa 3,2 juta sampah yang dibuang ke laut merupakan sampah plastik. Kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10miliar lembar per tahun atau sebanyak 85ribu ton kantong plastik. Sampah plastik yang banyak ditemukan saat ini termasuk kedalam kelompok sampah yang sangat sulit terdegradasi dikarenakan materialnya merupakan masterial sintesis yang terbuat dari bahan bakar fosil sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terdegradasi di alam secara alami.
Upaya Kecil Penyelamatan Lingkungan dari Rumah
Kita tetap bisa berpartisipasi menyelamatkan lingkungan dengan melakukan beragam langkah atau aktivitas kecil yang bisa dipilih dalam rangka ikut menyelamatkan lingkungan di peringatan HLHS tahun ini, seperti :
1. Bersih lingkungan dan Menanam Pohon, tak perlu mengajak banyak orang. Ajak saja teman atau tetangga terdekat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan, dimulai dari area hunian masing-masing. Bersihkan sanitasi, juga tanam pohon untuk menghijaukan lingkungan permukiman.
2. Hemat air. Pergunakanlah air bersih dengan secukupnya seperti mandi, cuci dll, jangan terlalu banyak membuang air bersih. Penghematan air bisa membantu lingkungan sekaligus menghemat biaya air bulanan.
3. Perbanyak aktivitas berjalan kaki. Mulailah di tanggal 5 Juni, untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dalam upaya ikut mengurangi polusi udara. Selama sehari, capai tempat-tempat terdekat dengan berjalan kaki dan tinggalkan kendaraan bermotor di pekarangan rumah. Kemudian aplikasikan kegiatan ini, di hari berikutnya. Jika diterapkan setiap hari, kegiatan sederhana ini bisa menjadi kebiasaan baik yang melekat di kehidupan kita.
4. Kurangi pemakaian AC yang berlebihan, selain menimbulkan efek pemanasaan global akibat penggunaan gas CFC (salahsatu gas rumah kaca), aktivitas ini bisa membantu Anda menghemat daya listrik sehingga hemat energi bumi.
5. Kurangi pemakaian plastik. Beberapa upaya untuk pengurangan timbulnya sampah plastik seperti mengurangi penggunaan sedotan plastik, membawa tas belanja pribadi, membawa botol minuman, membeli barang dalam jumlah besar, melakukan daur ulang dan meminimalisir plastik dalam bungkus paket.
Demi menjaga keberlangsungan kelestarian alam untuk kehidupan yang lebih baik lagi bagi generasi masa mendatang, kita perlu ikut andil dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dari hal kecil di sekitar kehidupan kita dan dimulai dari diri sendiri secara bersama-sama. Selagi kita masih berpijak di bumi yang sama, mari kita jaga kelestariannya demi masa depan yang lebih bersahabat untuk mewujudkan Langit Biru, Bumi Hijau dan Lingkungan yang Sehat. (Iman Santoso)