Palembang, jalurinformasi.com – Pusat Program Pendidikan Jurnalistik (P3J) PWI Sumsel dimulai dengan take off kegiatan membuka kelas bagi wartawan pemula. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Rabu (15/3), akan berlangsung selama satu hari dan akan diikuti sebanyak 20 orang peserta.
Direktur P3J PWI Sumsel, Hadi Prayogo, Selasa (14/3), menjelaskan, acara akan ditandai dengan memperkenalkan lembaga PWI Sumsel dilanjutkan dengan materi etika jurnalistik, Tugas dan Tanggungjawab wartawan dalam jurnalistik kekinian, Tugas/Fungsi wartawan Mengapa memiliki profesi wartawan/fungsi wartawan dan tugas pokok jurnalistik dan teknis dalam Jurnalistik yang menyangkut
Dasar-dasar Jurnalistik, Perkembangan pendidikan pendidikan jurnalistik di Indonesia. Selain itu, ujar Hadi Peran Wartawan dalam media Lokal, Teknik dan Strategi perencanaan liputan yang meliputi Unsur-unsur penting dalam perencanaan liputan, Teknik dan Strategi pemilihan konten berita dan teknis menulis berita.
Ketua PWI Sumsel, Firdaus Komar, menjelaskan, P3J yang telah dilaunching bersamaan dengan HPN 2023 merupakan rangkaian gebyar HPN 2023 PWI Sumsel.
Menurut Firdaus, Pusat Program Pendidikan Jurnalistik (P3J) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan, dilatarbelakangi, dunia
jurnalistik saat ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Selain menuju era disrupsi yang ditandai dengan senjakala media cetak serta membanjirnya media online dan media sosial, juga perkembangan teknologi komunikasi informasi yang semakin canggih.
Menurut Dr Firko, panggilan akrab Firdaus Komar, Perkembangan yang mempengaruhi kehidupan pers tersebut tentu harus diantisipasi oleh organisasi pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) termasuk PWI Sumsel. Perkembangan pers yang perlu diantisipasi adalah Meledaknya pertumbuhan media khususnya media online dan media sosial, Muncul ribuan wartawan yang belum atau tidak terdidik dengan baik.
Adapun tujuan P3J menurut Firko, memberikan
pendidikan dan pelatihan tentang pers kepada
Generasi muda, pelajar dan mahasiswa yang ingin mempelajari pers dan menjadikan wartawan sebagai profesi, Wartawan yang sudah bekerja tetapi membutuhkan pendidikan dan pelatihan untuk menambah ilmu jurnalistik dan Instansi pemerintah dan swasta yang ingin menambah pengetahuan tentang pers, pola hubungan dengan pers, dan bahkan cara menghadapi jika bersengketa dengan pers serta hal lainnya terkait dengan pers.
Sedangkan outputnya yaitu , Mewujudkan wartawan yang profesional, paham jurnalistik yang dibutuhkan di era disrupsi, wartawan yang paham transformasi digital serta taat kepada UU No 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, Mewujudkan pers yang sehat baik di lingkungan pers maupun hubungan pers dengan dunia luar. Serta menjadikan perusahaan pers untuk kesejahteraan insan pers dan Mewujudkan hubungan yang baik dan profesional antara pers dengan instansi pemerintah dan swasta. Instansi pemerintah dan swasta tidak lagi menganggap pers sebagai penghalang, namun mitra yang saling menguntungkan terutama dalam ekspose yang mendukung kegiatan instansi pemerintah maupun swasta
Pada akhirnya akan menciptakan pers yang sehat dan mencerahkan masyarkat sebagaimana peran pers sebagai penerang yang mencerahkan masyarakat khususnya wilayah Sumatera Selatan. Selain itu juga pola hubungan positif antara pers dengan pemerintah, swasta dan masyarakat secara umum. (Iman Santoso/rls)